Apakah anda salah satu penggemar musisi Bondan Prakoso &
fade2Black ? Dan mungkin anda sudah sering kali mendengar lagu yang berjudul
WAKTU yang saya sendiri sangat menyukai lagu itu. Teryata lagu itu sudah di
kembangkan ke dalam sebuah cerita pendek. Seperti apa cerintanya? Berikut
adalah Cerpennya:
Anakku, segeralah hadir dalam dekapanku. Sejujurnya, aku
sudah tak sabar membiarkan telunjukku di genggam jemarimu, tenggelam dalam laut matamu yang lugu, merasakan getar tangan
dalam tangan, getar mata dalam mata---senyuman...
Ya, aku tak sabar menantikan tangis pertamamu. Membentangkan
cakrawala, menggetarkan keluasan dunia. Lalu menerbitkan matarhari di rumah
kami berkali-kali. Aku dan ibumu berjanji memberimu “nama”, sebagai doa yang
tak putus-putus selamanya. Dan kamu, berjanjilah tak akan menghianatinya.
Kalau malam datang, aku berjanji tak berlama-lama dengan
pekerjaan, demi mengantarmu mengarungi nengeri dongeng. Kita akan menemukan kancil nakal di kebun paman petani, atau membantu
kura-kura memenangkan lomba lari melawan kelinci sombong! Akan ku perkenalkan
kau pada Syahrazad, Nasrudin, sampai Muhammad. Nama-nama yang dari mereka kudapati semseta
hikmah dalam kisah.
“Papa mau cerita apa hari ini? Boleh kan kita beryanyi
sebelum tidur?” segerakah bertanya, anakku.
“Tentu boleh”, jawabku, “kenapa tidak? Kita akan berceria
sambil beryanyi!”
Ini sepotong kisah, tentang perjalanan
Seorang insan, menapaki jejak
kehidupan
Dia terlahir kedunia, dari
keluarga
Tidak miskin, kurang kaya, tapi
sederhana
Ayah berdagang, ibu mengasuh dia
di rumah
Sejak kecil belajar susah hanya bersikap pasrah
Sempat sesaat, mengenal ASI dari ibunya
Syukuri rahmat, dapat singkat nikmat ilmu..
Dia takkan gentar, meski guntur menggelegar
Arah melintang, tak mampu untuk buat pudar
Hanya syukuri anugerah, akan nasib dan takdir
Dia takkan menyerah, terus berjuang hingga akhir
“Kadang-kadang seseorang harus memulai hidup dengan cara
yang kurang membahagiakan, Anakku.
Tetapi tugas kita adalah berjuang dan berusaha, menciptakan kebehagiaan
kita sendiri hingga kita mendapatkannya. Jika kau terlahir dalam kemiskinan dan
penderitaan, itu bukan salahmu. Tetapi jika kau mati dalam kemiskinan dan
penderitaan, itu salahmu.”
“aku mengerti, Papa. Tetapi apa yang harus kita lakukan agar
menjadi seseorang yang bahagia?”
Tapakilah jejak diri, wujudkan mimpi
Dan yakinlah kan kau raih
Lakukan lah dari hati, beri yang
terbaik
Pasti kan kau raih.
“Lakukan yang terbaik yang kamu bisa, Nak. Percayalah Waktu
tak pernah menyediakan kesia-siaan bagi mereka yang berjuang dan bekerja
keras.”
“Lanjut ceritanya, Papa. Aku ingi tahu apa yang terjadi
pada’ dia’ yang Papa ceritakan.” Kau tak
sabar tentang lanjutan ceritaku? Sungguh, Sayangku,aku tak sabar membaca masa
depan dari binar matamu.
Dan kini, dia injak usia labil..
Dia tinggalkan satu masa kala ia
kecil
Sklii.. get real, hecan make
it.. berhasil!
Sekian dari banyak mimpi dalam
hati kecil
Kecil sebenarnya berarti besar
Ia terlempar dalam panggung
kehidupan yang kasar
Sabar, ya kawan, ini tentang
edukasi
Yang tak terdapat dari sekolah,
ataupun skripsi
Dia takkan gentar, meski guntur
menggelegar
Arah melintang, tak mampu untuk
membuat pudar
Hanya syukuri anugerah, akan
nasib dan takdir
Dia takkan menyerah, terus
berjuang hingga akhir.
Kau tersenyum bahagia.” Berhasil jadi apa dia, Papa?”
“Penyanyi,” Jawabku, “Ya, Dia Menjadi seorang penyanyi.”
“Apa yang dia nyanyikan, Papa?”
“Ia Menyanyikan kehidupan! Ia menghibur orang-orang yang
bersedih, membuat mereka tersenyum bahagia. Ia membangkitkan semangat mereka
yang putus asa. Ia mewarnai hidup banyak orang dengan nyanyian dan musiknya.”
“Wow, itu hebat, Papa! Aku ingin seperti dia, Papa!”
Tapakilah jejak diri, wudujkanlah mimpi
Berpasrahlah pada waktu
Dan yakin kan kau raih
Lakukanlah dari hati, beri yang
terbaik
Pasti kan kau raih
Semua cita dan mimpimu
Hanya watu yang dapat menjawab
Mampukan dia mengubahnya...
Aku tersenyum bahagia menatapmu. Tak pernah ada orang
sesemangat ini dalam mendengar ceritaku.
“aku akan berusaha keras agar seperti dia, Papa! Aku akan
melakukan yang terbaik yang aku busa untuk mewujudkan mimpi dan cita-citaku.”
“Memang seharusnya begitu, anak hebat!”
Saat semua mimpinya tercipta
Saat dimana jalannya lebar
terbuka
Beban berattertancap di pundak
Semua hanya jadi sejarah, yang terlewat
Dia merdeka, nyata dan bahagia
Dia tertawa di akhir, semua usaha
Dan percaya, jalan tak selalu berliku
Dan mengerti, celah untuk berpacu
“Dari semua yang pernah Papa ceritakan, menurutku dialah
yang paling hebat! Papa, bolehkah aku tahu siapakah dia?”
“Kelak kau akan tahu, Anakku. Dia selalu berdiri tak jauh
dari tempatmu berdiri. Dia akan selalu mendukungmu. Saat kau berusaha keras dan
berhasil, dia akan menjadi orang pertama yang akan merasa bangga padamu. Dia
selalu ingin membuatmu bahagia!”
“Papa, aku juga ingin bisa membuat orang-orang bahagia.
Bagaimana jika aku ingin jadi penyanyi seperti dia?”
“Dia akan menjadi penggemar terberatmu dan memberi tepuk
tangan paling keras buatmu!”
“Wow, itu hebat..!”
Aku tersenyum, kau tersenyum. Senum kita melengkungkan
senyum malam, bulan, bintang dan kamu yang kami dekap dengan dzikir dan doa,
serta cinta....
Anakku, kalau kau terbangun di malam sunyi, dan ingin pipis,
lakukanlah sesuka yang kau mau. Aku tak akab memarahimu, sungguh dengan
kebahagiaan aku akan mencuci helai-helai popokmu seperti doa yang membasuh
benih-benih duka dan sebab-sebab air mata dari hidupmu. Itulah tahajudku.
Suatu hari aku akan mengajarimu berwudhu, membersihkan
kebencian dan keseombongan dari dirimu, membasuh tanganmu dengan tanganku,
mengusap rambutmu, membasih kakimu.. lalu akan ku ajarkan kepadamu kata-kata,
kalimat bahasa--- yang kumulai dengan nama Tuhan dan kuakhiri dengan salam
perdamaian. Itulah shalatmu, anakku, membentangkan helai-hela sajadah waktu
dalam hidupmu.
Anakku, segeralah hadir dalam dekapanku, tumbuhlah menjadi
dirimu sendiri, sungguh, aku tak akan berusaha menjadi busur bagi dirimu sebab
kau bukan anak panah yang mesti kubidikkan ke mana-mana. Kaulah lesat bagi
gerakmu sendiri. Tuan bagimu sendiri. Maka lupakanlah Gibran yang bermimpi jadi
Nabi.
“Papa, apakah aku boleh menjadi penyanyi? Pelukis? Presiden?
Atau pilot?”
“Kau boleh,” janjiku,” jadilahseperti yang kamu mau.
Tunjukanlah kepada dunia segala yang terbaik yang kau bisa.”
“Kalau aku ingin seperti Papa?”
“Kau harus lebih baik dari Papa!”
Anakku, inilah dongenku untukmu. Jika suatu hari saat kau
sudah dewasa dan membacanya, lalu menganggapku berlebihan dalam mencintaimu,
maafkan. Aku sesungguhnya hanya seorang ayah yag terlalu cemas dan khawatir
menerka-nerka waktu. Akankah sampai, ciumku pada keningkmu?
............
............
.......
“jadi, siapa ‘dia’ yang papa ceritakan kepadaku?”
“papa”.
Selsai.
Itulah sebuah cerpen yang bisa membuat kita ber khayal bagi
yang belum berumah tangga, betapa bahagianya kelak. Jika di antara suami istri
akan segera hadir si buah hati ke dunia ini. Menjadikan kehidupan penuh
bernarna, kebahagiaan akan muncul setiap hari.
Cerita penuh dengan cerita akan tercipta dan Waktu, Waktulah
yang akan menjawab semua itu.