Dalam kehidupan kita sehari-hari pernahkah kalian melihat sekawanan semut yang bergotong royong dalam setiap pekerjaanya? Entah itu membangun sarang, mencari makanan dan dalam menyebrang dari satu pohon ke pohon lainya. Tentu pengalaman kita melihat kejadian yang seperti itu membuka mata hati kita. Betapa kompaknya mereka dalam menjalin suatu hubungan kerja, kenapa manusia yang dikatakan makhluk sempurna sulit melakukan hal demikian?
Bahkan saya sering memperhatikan sekawanan semut tersebut berjalan tidak ada yang saling mendahului, mereka tertib membangun barisan dan selalu akan seperti itu. Makhluk yang kecil bahkan sering kita injak sadar ataupun tidak sadar. Mereka memberikan sebuah contoh yang baik dalam kehidupan berkelompok. Ini pelajaran penting untuk kita sebagai manusia yang tak lain adalah makhluk sosial.
Dalam kehidupan manusia dewasa ini, Perkelahian antara desa, suku, ras agama, budaya dan sebagainya sangat mudah sekali terjadi. Ketidak rukunan bertetangga adalah penyebabnya, semua suku atau budaya mempunya kepentingan yang mereka anggap penting di atas kepentingan hidup rukun bersama.
Dan lucunya sekali itupun terjadi dikalangan pelajar kita, seolah-olah mereka menganggap perkelahian/tauran pelajar adalah sebuah kesenangan dan warisan leluhur/senior mereka dulu. Padahal kita adalah manusia-manusia yang akan melanjutkan perjuangan bangsa kita kedepanya. Namun banyak dari kita sudah menodai akan hal itu, khususnya bagi kaum laki-laki
Ini seharusnya kita anggap penting sebagai generasi penerus bangsa, harusnya kita berperan aktif dalam membangun sebuah hubungan yang harmonis, tidak jauh-jauh memikirkan negara dulu, di mulai dari kehidupan kita berkeluarga, berteman, bermasyarakat itu kita jalankan dulu. Apabila di antara kita semua sudah menyadari betapa pentingnya akan hal itu, maka dampak terbesar adalah kemajuan moralitas bangsa, kemakmuran antar sesama kita akan terjadi.
Saya pernah membaca tentang adat istiadat Suku Baduy dimana mereka menerapkan kerjasama(gotong Royong) secar sangat baik, bahkan ketika mereka berjalan tidak ada yang saling mendahului mereka selalu tertib dengan barisanya. Luar bisa sekali menurut saya, manusia yang bisa kita katakan primitive namun kehidupan bermasyarakat mereka sangat terjaga keharmonisanya.
Bahkan aturan adat yang kuat, membuat mereka terikat untuk selalu mematuhinya, lain halnya kita. Ketika Sekolah, Polisi, dan Pemerintah membuat satu peraturan untuk mengatur kita. Malah dalam benak kita ada pikiran "Peraturan Kan Buat di Langgar". Itulah yang salah dalam budaya kita sebetulnya. Dan memang bukan salah kita sepenuhnya ini memang warisan buruk dari sejarah panjang bangsa kita.
Sejarah bukan berati tidak bisa kita ubah, jika ada niatan dari setiap individu. Maka tidak akan mustahil itu semua akan tercipta, kehidupan yang sejahtera, makmur, aman tentrang dan damai.
Mari kita budayakan hidup aman,tentrang, dan tanpa sebuah konflik. hiduplah sebagai manusia seutuhnya bukan sekedar binatang aduan yang mudah di adu domba.
Belajarlah dari kebiasaan sekawanan semut, belajarlah dari suku yang kita anggap primitive namun bisa memberikan kita contoh yang baik. Bangsa yang hebat adalah hasil dari gerasi muda-muda yang hebat.
Belajarlah untuk menjadi manusia yang berguna di masa depan, banggakan kedua orang tua kita dengan sebuah prestasi bukan sebuah ke brutalan, banggakanlah bangsa kita dengan sebuah prestasi dunia. Karena kita adalam masa depan bangsa.
Sekian tulisan saya kali ini, semoga bermanfaat dan juga bisa membangun rasa kebersamaan kita kembali. Terimakasih