Selamat pagi guy, pada kesempatan kali ini saya akan berbagi cerita dengan kalian semua , ini adalah pelajaran untuk kita semua agar hati-hati dalam mengambil setiap keputusan, terutama tentang cinta. Cinta memang tidak pernah salah karena datangnya dari hati, hanya saja terkadang waktu dan tempat yang tidak memungkinkan kita untuk melakukan hubungan pacaran.
Ini kisah tentang teman dekat saya, alya dan dan seftian. mereka berdua adalah sahabat baik saya, mulai dari SMP sampai dengan SMA, namun karena ke akraban yang terjalin setiap hari akhirnya muncul benih-benih cinta di dalam hati mereka. itu terlihat jelas oleh saya dari sikap yang perhatiannya yang mulai berlebih, cara dia berkata-kata. dan dari gestur tubuhnya.
Semula mereka menutup-nutupi akan hubungan mereka yang semakin mesra terhadap saya, namun lama-kelamaan akhirnya mereka berdua mekaui hubungan mereka sekarang lebih dari sekedar teman, alias pacaran. Pada saat itu saya mengingatkan, kepada alya dan juga seftian, "apa ga sebaiknya kita semua temenan ajah, tanpa ada hubungan lebih, bukanya apa. sekarang kalian pacaran, kalo putus gimana? apa mungkin hubungan kalian dan aku bakalan bisa kayak gini". kurang lebih seperti itu nasihat saya kepada mereka.
Namun apa yang terjadi, alya malah menganggap jika saya menyukai seftian juga, padahal enggak. akhirnya kesalah pahaman terjadi, dan kami bertiga mulai kurang akrab. Dalam hati saya sangat merasa sedih sekali, kenapa munculnya cinta di dalam hati mereka malah membuat hubungan pertemanan menjadi rusak. Memang saya sudah menduga hal itu akan terjadi sih sebelumnya.
Seminggu hubungan kami sangatlah tidak baik, namun seftian dan alya datang kerumahku sore itu, dan mereka berdua meminta maaf atas kesalah pahaman itu, dan kami baikan kembali. saya senang dengan hal ini, dan lebih senang lagi jika kami menjalin hubungan pertemanan saja tanpa adanya berpacaran. Namun karena saya takut mereka akan memusuhi saya kembali, saya mendiamkan mereka mau pacaran atau tidak.
Sebulan mereka berhubungan, keadaan persahabatan kamipun baik-baik saja, mereka sering nonton ke bioskop mengajak saya dengan pacar saya, dan saya selalu mengiyakan mereka. karena bagaimanapun mereka tetap sahabat sepermainan saya. bukan berarti saya tidak punya teman selain mereka namun karena keakraban terjalin semenjak kelas 1 SMP, memang sulit untuk di pisahkan.
Dua bulan hubungan asmara mereka terjalin, saya lihat semakin romantis dan juga semakin lebih akrab hungan di antara mereka. Saya sangat senang pada saat itu, hal buruk yang saya pikirkan tentang jalinan cinta mereka, mulai hilang karena melihat akan hal itu.
Tapi yang namanya berpacaran tidak sama dengan pertemanan, karena rasa cemburu, curiga, dan juga hal-hal sensitif lainya pasti mulai imbul. 3 bulan hubungan mereka terjalin, akhirnya putus juga. dan putusnya memang rasa kurang percaya di antara kedua belah pihak, mungkin karena ada isu-isu luar yang saya sendiri tidak tahu, karena urusan hati saya tidak mau ikut campur terlalu jauh.
Dan endingnya, hubungan persahabatan yang terjalin lebih dari lima tahun, hancur akibat hubungan pacaran yang berjalan tak cukup lama, hanya 3 bulan. sungguh menyedihkan untuk saya sendiri, dan benar adanya, pikiran saya yang menilai buruk tentang cinta di dalam persahabatan, akhirnya terjadi juga.
Memang hubungan saya dengan alya dan seftian masih baik-baik saja, namun tidak seakrab dulu. Seolah-olah ada yang membentengi kami akan hal itu, yang lebih parah seftian dan alya sulit untuk di ajak baikan, karena ego, rasa malu yang ada di dalam hati mereka itu. nasihat demi nasihat saya utarakan kepada mereka berdua, agar mau kembali berteman dan bersahabat seperti dulu.
Tapi itu semua sudah sulit terjadi. pertemanan kami tak sehangat dulu, kisah persahabatan kami tak seindah dulu kala, hanya karena waktu 3 bulan itu. Tapi saya mengambil pelajaran berharga juga dari kisa mereka. Jangan pernah melakukan hubungan cinta dengan teman dekat, hanya karena kecantikan atau ketampanan saja, atau merasa satu hati. itu saja tidak cukup. karena kedewasaan juga paling di butuhkan. Masa remaja adalah masa dimana kita masih mencari jati diri yang seutuhnya.
Oleh sebab itu, jika ingin melakukan experimen cinta, lebih baik kepada yang baru kita kenal atau yang kurang dekat dengan kita sebelumnya, agar ketika ada kegagalan cinta, hubungan itu tidak hancur sehancur hancurnya. Karena jika pacar pasti ada istilah mantan pacar, namun jika sahabat, dan ada kata mantan sahabat, saya rasa kurang pas untuk saya sendiri di telinga saya. Bagaimana menurut kalian dengan semua ini?
Oleh sebab itu, kita harus berfikir pahit dari semua tindkan yang kita ambil, entah itu tentang cinta, ataupun tentang pendidikan, karena penyelasan datangnya terlambat mulu. hehe oleh sebab itu, jika hati mengatakan ya, tanya juga kepada mbah google. atau baca-baca buku dulu sebelum bertindak hehe.
Semoga bermanfaat untuk kita semua, dan bisa di ambil hikmahnya dari cerita saya di atas.
Terimakasih